/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-11/ani1035.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-11/ani1035.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ Sharingan 3 - Naruto

Rabu, 07 Oktober 2015

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (ADMINISTRASI PENDIDIKAN)




BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dewasa ini administrasi sering dipandang sama dengan manajemen yang berimplikasi pada bidang kajian dan riset yang makin luas berkaitan dengan bagaimana suatu organisasi atau bidang pendidikan dikelola dalam mencapai tujuan pendidikan. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan ilmu administrasi/ manajemen yang cukup lama terutama sejak Revolusi Industri di Eropah.
Revolusi Industri di Eropa dan juga berkembangnya masyarakat Amerika telah pada perkembangan teori administrasi dan atau manajemen, karena industri membutuhkan keuntungan dengan menuntut peningkatan kinerja melalui berbagai studi dan penelitian. Penelitian-penelitian dilakukan dengan menghasilkan model-model peningkatan kinerja, pendayagunaan sumber daya, metode dan sistem kerja, dengan sasaran efisiensi dan efektivitas kerja, sehingga keuntungan menjadi lebih besar. Perkembangan studi administrasi atau manajemen selanjutnya tidak semata-mata terpusat pada pencapaian tujuan organisasi, tetapi juga pencapaian tujuan pribadi karyawan secara komprehensif mencakup pemenuhan kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual dan kultural.

B.     RumusanMasalah.
  1.      Apa yang dimaksud dengan Administrasi Pendidikan ?
  2.      Ruang lingkup apa saja yang tercakup dalam Administrasi Pendidikan ?
  3.      Bagaimana tujuan Administrasi Pendidikan ?
  4.      Bagaimana sejarah berkembangnya Administrasi Pendidikan ?

C.    Tujuan
  1.      Agar Mahasiswa/i memahami apa yang dimaksud dengan Administrasi Pendidikan.
  2.      Agar Mahasiswa/i memahami ruang lingkup apa saja yang ada di dalam Administrasi Pendidikan.
  3.      Agar Mahasiswa/I memahami tujuan Adminisitrasi Pendidikan.
  4.      Agar Mahasiswa/i memahami sejarah berkrmbangnya Administrasi Pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN

  A.    Definisi Administrasi Pendidikan
Menurut etimologis, kata “administrasi” berasal dari bahasa Latin yang terdiri atas kata ad dan ministrate. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa inggris, yang berarti “ke” atau “kepada”. Dan ministrate sama artinya dengan kata to serve yang berarti melayani, membantu atau mengarahkan.[1]
Untuk lebih jelasnya, ada beberapa pendapat para pakar tentang Administrasi Pendidikan yaitu:
1)   Menurut “Oteng Sutisna” (1989: 382) menyatakan bahwa administrasi pendidikan hadir dalam tiga bidang perhatian dan kepentingan yaitu : (1) setting administrasi pendidikan  (geografi, demografi, ekonomi, ideology, kebudayaan, dan pembangunan); (2) pendidikan (bidang garapan administrasi); dan (3) substansi administrasi pendidikan (tugas-tugasnya, prosesnya, asas-asasnya, dan perilaku administrasi).
2)   Biro Perencanaan Depdikbud, (1993: 4) manajemen pendidikan ialah proses perencaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
3)   Castetter, (1996: 198) menyatakan “Educational administration is a social process that take place within the context of social system.[2]
4)   Walter S. Monreo, dalam bukunya “Encyclopedia of Educational Research”, mengartikan administrasi pendidikan sebagai “Educational administration is the direction, control and management affairs, including business administration, since all aspect of carried on for educational ends”. Bahwa administrasi pendidikan adalah pengarahan, pengawasan, pengelolaan segala hal yang berkaitan dengan sekolah, termasuk administrasi pembiayaan. Dalam arti segala aspek yang berkaitan dengan sekolah harus dipertimbangkan untuk mencapai tujuan pendidikan[3]

  B.     Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan
Bidang yang secara umum menjadi ruang lingkup administrasi berlaku juga di dalam administrasi pendidikan. Ruang lingkup tersebut meliputi dua bidang kegiata. Pertama, manajemen administratif. Yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan agar semua orang dalam organisasi/ kelompok kerja sama mengerjakan hal-hal yang tepat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Kedua, manajemen operatif. Yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan dan membina agar dalam mengerjakan pekerjaan yang menjadi beban tugas masing-masing, setiap orang melaksanakannya dengan tepat dan benar.
Secara umum, ruang lingkup administrasi pendidikan meliputi:
  1.      Administrasi kurikulum, meliputi pembukuan: jumlah mata pelajaran/ mata kuliah yang diajarkan, waktu jam yang tersedia, jumlah guru/ dosen beserta pembagian jam pelajaran jumlah kelas, program semester, dan lain-lain.
  2.      Administrasi ketenagaan pendidikan (kepegawaian), meliputi pembukuan: kumpulan surat lamaran dan penerimaan pegawai, surat keputusan, daftar umum kepegawaian, dan sebagainya.
  3.      Administrasi kesiswaan, meliputi brosur dan formulir pendaftaran siswa baru, data tes penerimaan siswa baru, buku pembagian kelas, buku absen, dan lain sebagainya.
  4.      Administrasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi buku perencanaan pengadaan barang, buku pembagian dan penggunaan barang (inventaris), buku perbaikan barang, dan lain-lain.
  5.      Administrasi keuangan/ pembiayaan pendidikan, meliputi keuangan pendaftaran siswa baru, uang gedung/ sumbangan pendidikan, uang seragam, uang SPP, dan lain-lain.
  6.      Administrasi perkantoran, meliputi pembukuan: surat masuk, surat keluar, ekspedi, buku tamu, dan lain-lain.
 7.      Administrasi unit-unit penunjang pendidikan, meliputi pembukuan: perpustakaan, UKS/ UKM, pramuka, olahraga, dan lain sebagainya.
  8.      Administrasi layanan khusus pendidikan, meliputi pembukuan: menu makanan/ konsumsi, layanan antar-jemput, bimbingan khusus di rumah, dan sebagainya.
  9.      Administrasi tata lingkungan dan keamanan sekolah, meliputi pembukuan: perencanaan tata ruang dan pertamanan sekolah, jadwal kebersihan, tata tertib sekolah, dan lain-lain.
 10.  Administrasi hubungan dengan masyarakat, meliputi pembukuan: alamat kantor/ orang yang dianggap perlu, hasil kerjasama, program-program humas, dan lain-lain.[4]
Ruang lingkup pembahasan administrasi pendidikan difokuskan pada kegiatan administrasi pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai pelayanan kebutuhan sekolah disatu pihak, dan sekolah sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran dengan fokus utama pelayanan belajar dipihak lainnya. Pada kedua pihak ini kegiatan administrasi pendidikan difokuskan pada profesionalisme pengelolaan pendidikan dilihat dari kelembagaan pemerintah sebagai penanggung jawab pendidikan terhadap masyarakat maupun satuan pendidikan atau pada semua jenjang dan jenis sebagai institusi yang memberikan jasa pelayanan belajar kepada masyarakat.[5]

  C.    Tujuan Administrasi Pendidikan
Tujuan administrasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan kegiatan operasional kependidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan pada dasarnya bermaksud mengembangkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan peserta didik agar menjadi warga Negara yang memiliki kualitas sesuai dengan cita-cita bangsa berdasarkan falsafah dan dasar Negara Pancasila. Tujuan administrasi pendidikan berkaitan erat dengan tujuan pendidikan secara umum. Sebab administrasi pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal.
Menurut Sergiovanni dan Carver (1975), ada empat tujuan administrasi, yaitu efektivitas produksi, efisiensi, kemampuan menyesuaikan diri (adaptiveness) dan kepuasan kerja.[6]
Melalui ilmu administrasi yang diterapkan dalam kegiatan pendidikan menggambarkan variable pemerintah sebagai pengambil kebijakan, sekolah sebagai pelaksana kegiatan belajar mengajar, profesi kependidikan dan guru sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap mutu layanan belajar adalah menjadi jaminan bahwa pendidikan dalam suatu Negara telah dilaksanakan dengan baik sesuai keinginan masyarakat. Mengetahui bahwa guru merupakan komponen yang sangat penting, sehingga dapat memberikan sumbangan secara maksimal untuk mencapai tujuan sekolah. Pengambilan kebijakan pada pemerintah, legislatif, kepala sekolah dan guru tidak dapat terlepas dari kegiatan administrasi pendidikan, mereka harus mengetahui peranan yan diharapkan dalam penyelanggaraan sekolah. Pemahaman demikian menjadi tolok ukur dan mampu mamahami, serta terampil dalam penyelenggaraan pendidikan bagi semua kalangan/ pihak yang terkait.[7]

  D.    Sejarah Administrasi Pendidikan
Lebih dari 100 tahun yang lalu sebagai ilmu telah berkembang dalam tiga fase. Fase pertama ialah fase organisasi klasik atau “classical organization thought” (1900-an) yang dimulai oleh Frederik W. Taylor dengan melakukan analisis ilmiah dalam pekerjaan, disusul dengan focus studinya pada struktur organisasi formal. Studi-studi manajemen ilmiah memusatkan perhatiannya pada efisiensi kerja, terutama melalui variable physiologis, dan komponen itu sendiri. Sementara itu, Henry Fayol megemukakan komponen-komponen manajemen: perencanaan, pengorganisasian, pengomandoan, pengkoordinasian, dan pengontrolan.
Fase kedua yaitu, dikenal dengan fase pendekatan hubungan antar manusia atau “human relation approach”, yang dipelopori Mary Parker Follet (1868-1933), Elton Mayo dan Roethlisberger (1927-1932), mereka melakukan eksperimen dari sudut psikologi industri dan psikologi sosial. Kalau manajemen ilmiah mendapatkan kritik yang tajam karena manusia dianggap sama dengan mesin, maka pendekatan hubungan antar manusia menganggap sama pada masalah-masalah organisasi dengan solusi yang sederhana.
Selanjutnya, ialah fase kontemporer, di mana pendekatan ilm-ilmu perilaku dikombinasikan dengan pendekatan organisasi formal dan informal secara seimbang. Fase ketiga ini, merupakan sintesa dua pandangan, yaitu ilmu-ilmu perilaku modern dengan menggunakan metode analisis ilmu-ilmu sosial. Pendekatan ilmu-ilmu sosial, sejak 1950-an sampai 1960-an berjalan maju bersamaan dengan penemuan-penemuan teori dan riset dalam manajemen pendidikan. Namun sejalan dengan kebekuan sosial dan politik pada tahun 1970-an Amerika khususnya, menyebabkan tekanan terhadap inspirasi dan pembaruan. Menginjak decade 1980-a muncul tantangan-tantangan yang nyata, dimana teori ilmu-ilmu perilaku memerlukan kajian ulang dalam aplikasinya dengan berorientasi pada situasi yang ada. Pergerakan yang menunjang perkembangan manajemen atau administrasi pendidikan difasilitasi oleh organisasi-organisasi seperti: National Conference of Administraton (NCA), University Council/ or Educational Administration yang telah menyusun administrasi pendidikan menjadi suatu disiplin keilmuan serta menunjukkan arah untuk riset dan pengembangan selanjutnya (Hoy & Miskel, 1982).[8]


BAB III
PENUTUP
     Kesimpulan
A.    Definisi Administrasi Pendidikan
Menurut etimologis, kata “administrasi” berasal dari bahasa Latin yang terdiri atas kata ad dan ministrate. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa inggris, yang berarti “ke” atau “kepada”. Dan ministrate sama artinya dengan kata to serve yang berarti melayani, membantu atau mengarahkan
B.     Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan
Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan meliputi dua bidang kegiata. Pertama, manajemen administratif. Yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan agar semua orang dalam organisasi/ kelompok kerja sama mengerjakan hal-hal yang tepat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Kedua, manajemen operatif. Yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan dan membina agar dalam mengerjakan pekerjaan yang menjadi beban tugas masing-masing, setiap orang melaksanakannya dengan tepat dan benar
C.    Tujuan Administrasi Pendidikan
Tujuan administrasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan kegiatan operasional kependidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan pada dasarnya bermaksud mengembangkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan peserta didik agar menjadi warga Negara yang memiliki kualitas sesuai dengan cita-cita bangsa berdasarkan falsafah dan dasar Negara Pancasila.
D.    Sejarah Administrasi Pendidikan
Lebih dari 100 tahun yang lalu sebagai ilmu telah berkembang dalam tiga fase yaitu:.
1)      Fase pertama ialah fase organisasi klasik atau “classical organization thought” (1900-an) yang dimulai oleh Frederik W. Taylor dengan melakukan analisis ilmiah dalam pekerjaan, disusul dengan focus studinya pada struktur organisasi formal.
2)      Fase kedua yaitu, dikenal dengan fase pendekatan hubungan antar manusia atau “human relation approach”, yang dipelopori Mary Parker Follet (1868-1933), Elton Mayo dan Roethlisberger (1927-1932).
3)      Fase ketiga  merupakan sintesa dua pandangan, yaitu ilmu-ilmu perilaku modern dengan menggunakan metode analisis ilmu-ilmu sosial.




DAFTAR PUSTAKA

v  Mulyono. (2008) Manajemen Administrasi Dan Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.
v  Suharsaputra, Uhar. (2013) Administrasi Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama.
v  Sagala, Syaiful. (2009) Administrasi Penddikan Kontemporer. Bandung:  CV ALFABETA.




[1] Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2008), hlm. 41.
[2] Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan (Bandung: PT Refika Aditama, 2013), hlm. 12-13.
[3] Ibid. Mulyono, hlm. 51.
[4] Ibid. Mulyono, hlm. 57-59
[5] Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Bandung: CV ALFABETA, 2009), hlm. 44.
[6] Ibid. Mulyono, hlm. 55
[7] Ibid. Syaiful Sagala, hlm. 45
[8] Ibid. Uhar Suharsaputra, hlm. 3-4