/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-11/ani1035.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-11/ani1035.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ Sharingan 3 - Naruto

Rabu, 07 Oktober 2015

MAKALAH ILMU LOGIKA



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, pastinya kita tidak terlepas dari berpikir. Karena dengan berpikir, kita dapat memecahkan sebuah masalah. Akan tetapi kalau kita amati dengan seksama, lebih-lebih dalam mengaplikasikannya kita masih berada dalam kesalahan. Terkadang kita dihantui oleh perasaan takut, khawatir, dan selalu merasa bahwa apa yang kita kerjakan tidaklah berguna ataupun tidak ada artinya.
Untuk dapat menghindari hal-hal tersebut, maka dibentuklah ilmu logika, yaitu sebagai acuan ataupun pegangan bagi  kita semua untuk mencapai sebuah kebenaran.
Semua yang ada di muka bumi ini, berjalan sesuai dengan aturan-aturan atau hukum-hukum yang telah pasti, sehingga nampak harmonis dan serasi. Demikian juga dengan pikiran kita, yang seharusnya juga bekerja sesuai dengan aturan-aturan atau hukum-hukum tertentu. Aturan atau hukuma tersebut harus ditaati, bila kita ingin terhindar dari kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya ilmu logika ini adalah untuk menyelidiki dan menetapkan aturan-aturan dan hukum-hukum itu dengan harapan dapat ditaati maupun dilaksanakan demi tercapainya sebuah kebenaran.

B.       Rumusan Masalah.
  1.      Apa yang dimaksud dengan Logika ?
  2.      Ruang lingkup apa saja yang ada pada Logika ?
  3.      Apa saja manfaat yang dapat kita petik dari pembahasan Logika ini ?
  4.      Apa saja fungsi dari mempelajari Logika ini ?
C.      Tujuan
  1.      Agar Mahasiswa/i memahami apa yang dimaksud Logika.
  2.      Agar Mahasiswa/i mengetahui apa saja ruang lingkup yang mencakupi Logika tersebut.
  3.      Agar Mahasiswa/i mengetahui apa saja manfaat dari  sebuah logika.
  4.      Agar Mahasiswa/i mengetahui apa saja fungsi dari Logika.
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Logika
       Menurut etimology (bahasa), logika berasal dari bahasa Yunani yang berasal dari kata “logike”, kata sifat dari logos yang berarti “kata atau pikiran yang benar, jadi dapat kita simpulkan bahwa logika adalah pengetahuan tentang berkata benar. Oleh karena itu dalam bahasa Arab ilmu Logika ini dinamakan ILMU MANTIQ, yang berarti ilmu tentang bertutur kata yang benar.
       Menurut terminology (istilah), ilmu logika adalah pengetahuan yang sistematis sekaligus mempelajari tentang aturan-aturan atau hukum-hukum berpikir, yang dapat mengantarkan manusia pada kebenaran berpikir.[1]
       Dalam buku Logic and Language of Education, mantiq disebut sebagai “penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode-metode berpikir benar.
       Sedangkan menurut beberapa ahli:
  1)      Irving M. Copi, “logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah.[2]
  2)      Menurut Cecep Sumarna (2004: 73-74) yang menyatakan bahwa “ Logika adalah cara penarikan kesimpulan, atau pengkajian untuk berpikir secara shahih. Ada dua cara penarikan kesimpulan, yaitu: a) Deduktif, yaitu cara penarikan secara umum menjadi khusus; sedangkan b) Induktif, yaitu penarikan dari khusus menjadi umum.[3]
  3)      YAZIR BURHAN Logika adalah ilmu yang memberikan aturan aturan berpikir valid artinya yang memberikan prinsip prinsip yang harus diikuti supaya dapat berpikir valid (menurut aturan yang sah).
  4)      J. T. C SIMURANGKIR, SH Logika adalah ajaran yang mendasarkan sesuatunya pada akal atau logika adalah cara mempersoalkan sesuatu dengan cara-cara yang dapat di terima oleh akal yang sehat.
 5)      DR. WINARNO SURACHMAD Logika adalah suatu ilmu yang mengajarkan tentang hukum-hukum jalan pikiran serta penerapannya di dalam usaha untuk mencari dan membuktikan kebenaran.
  6)      DR. AHMAD TAFSIR Logika adalah membicarakan norma-norma berpikir benar agar di peroleh dan terbentuk pengetahuan yang benar.
  7)      WILLIAM S SAHAKIAN Logika adalah pengkajian untuk berpikir secara sah.
  8)      Drs. T GILARSO Logika adalah ilmu dan kecakapan penalaran, brpikir dengan tepat.
 9)   Drs. NUNG MUHAJIR Logika adalah ilmu yang mempelajari norma-norma berpikir untuk membedakan antara berpikir yang sehat dan yang tidak sehat, antara bepikir yang tepat dan tidak tepat.[4]

B.       Ruang Lingkup Logika
  1)      Logika sebagai Ilmu Pengetahuan : Logika merupakan sebuah ilmu
pengetahuan dimana obyek materialnya adalah berpikir (khususnya proses penalaran) dan obyek formal logika adalah berpikir yang dikaji dari segi ketepatannya.
2)      Logika sebagai cabang Filsafat : Logika merupakan cabang filsafat yang praktis (dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari). Misalnya, logika digunakan sebagai alat untuk melakukan pembuktian dan mencari kebenaran.
3)      Logika sebagai Matematika Murni : Matematika adalah logika yang tersistematisasi, dan merupakan pendekatan logika kepada metode ilmu ukur yang menggunakan tanda-tanda atau symbol-simbol matematik.[5]

C.      Manfaat Logika
       Logika dapat membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala bentuk aktifitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip tersebut. Logika menyampaikan kepada berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang; karena itu ia mendidik manusia bersikap obyektif tegas dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala kondisi apapun dan dimanapun.[6]
       Mempelajari ilmu ini sungguh sangat berfaedah sekali untuk hal-hal sebagai berikut:
1)      Melatih jiwa manusia agar dapat memperhalus jiwa fikiranya.
2)      Mendidik kekuatan akal fikiran dan memperkembangkannya yang sebaik-baiknya dengan melatih dan membiasakan mengadakan penyelidikan-penyelidikan tentang cara berfikir. 
       Dengan membiasakan latihan berfikir, manusia akan mudah cepat mengetahui dimana letak kesalahan yang menggelincirkanya dalam usaha menuju hukum-hukum yang diperoleh dengan fikiran itu.
       Jadi mempelajari ilmu mantiq (logika) itu sama dengan mempelajari ilmu pasti, dalam arti sama-sama tidak langsung memperoleh faedah dengan ilmu itu sendiri, tapi ilmu-ilmu itu sebagai perantaraan yang merupakan suatu jembatan untuk ilmu-ilmu yang lain juga untuk menimbang sampai dimana kebenaran ilmu-ilmu itu. Dengan demikian maka ilmu mantiq (logika) juga boleh disebut ilmu pertimbangan atau ukuran dalam bahasa arab disebut ’ilmulmizan atau Mi’ulum.[7]
Manfaat lainya:
            Belajar logika berarti kita belajar berpikir atau bernalar yang merupakan kegiatan akal manusia dengan mana pengetahuan yang kita terima melalui panca indera diolah dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran. Dengan berpikir kita belajar menilai sesuatu sehingga dapat disimpulkan manfaat belajar logika adalah kita memanifestasikan pikiran sehingga mampu mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, menunjukkan alasan-alasan, membuktikan sesuatu, menggolong-golongkan, membanding-bandingkan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran, mencari kausalitasnya, membahas secara relitas dan lain-lain.[8]
Selain itu logika dapat bermanfaat sebagai berikut :
  1)      Studi Logika mendidik kita berpikir jernih dan kritis.
 2)      Logika memungkinkan kita melaksanakan disiplin intelektual yang diperlukan dalam menyimpulkan atau menarik kesimpulan.
  3)      Logika membantu kita menginterpretasikan fakta dan pendapat orang lain secara memadai.
  4)      Logika melatih kita tentang teknik-teknik menetapkan asumsi dan implikasi.
  5)      Logika membantu kita mendeteksi penalaran-penalaran yang keliru dan tidak jelas.
  6)      Logika memancing pemikiran-pemikiran ilmiah dan reflektif.
  7)      Mengenali dan menggunakan bentuk-bentuk umum tertentu dengan cara penarikan konklusi yang benar dan menghindari kesalahan-kesalahan yang bisa dijumpai.
  8)      Dapat memperpanjang rangkaian penalaran itu untuk menyelesaikan problem-problem yang lebih kompleks.
  9)      Daya khayal semakin tinggi sehingga menjadi lebih kreatif.
Dengan membiasakan latihan berpikir, manusia akan mudah dan cepat mengetahui di mana letak kesalahan yang menggelincirkannya dalam usaha menuju hukum-hukum yang diperoleh dengan pikiran itu.
Jadi mempelajari ilmu logika itu sama dengan mempelajari Ilmu Pasti, dalam arti sama-sama tidak langsung memperoleh manfaat dengan ilmu itu sendiri, tapi ilmu-ilmu itu sebagai perantara yang merupakan suatu jembatan untuk ilmu-ilmu yang lain juga untuk memimbang sampai di mana kebenaran ilmu-ilmu itu.[9]

D.       Fungsi Logika
            Adapun beberapa fungsi dalam logika itu sendiri yaitu:
1)      Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berfikir secara rasional, kritis, lurus, tepat, tertib, metodis, dan koheren.
2)      Meningkatkan kemampuan berfikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3)      Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berfikir secara tajam dan mandiri.
4)      Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kekeliruan serta kesesatan.
                 Di samping fungsi tersebut, logika juga dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis. Dari segi kemanfaatan teoritis, logika sebagai ilmu banyak menyajikan dalil-dalil, hukum berfikir logis, dengan demikian logika mengajarkan tentang berfikir seharusnya. Dalam arti ini, logika adalah ilmu normative, karena logika membicarakan tentang berfikir sebagaimana seharusnya bukan membicarakan tentang berfikir sebagaimana adanya dalam ilmu-ilmu positif, seperti fisika, psikologi, dan sebagainya. Dengan berfikir sebagaimana seharusnya, ini berarti logika memberikan syarat-syarat tentang apa yang harus dipenuhi dalam berfikir untuk mencapai gagasan tentang kebenaran.[10]
                 Dari segi kemanfaatan praktis, akal semakin tajam dan tinggi kemampuannya (kritis) dalam hal imajinasi logis. Imajinasi logis adalah kemampuan akal untuk menggambarkan kemungkinan terjadinya sesuatu sebagai keputusan akal yang benar dan runtut (consistent).
Bagi ilmu pengetahuan, logika merupakan keharusan. Tidak ada ilmu pengetahuan yang tidak didasarkan pada logika. Ilmu pengetahuan tanpa logika tidak akan pernah mencapai kebenaran ilmiyah. Sebagaimana dikemukakan Aristoteles, logika benar-benar merupakan alat bagi seluruh episteme (pengetahuan). Oleh karena itu, barang siapa mempelajari logika, sesungguhnya ia telah menggenggam master of key untuk membuka semua pintu masuk ke berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
      



BAB III
PENUTUP
  Ø  Kesimpulan
  1)      Definisi Logika
            ilmu logika adalah pengetahuan yang sistematis sekaligus mempelajari tentang aturan-aturan atau hukum-hukum berpikir, yang dapat mengantarkan manusia pada kebenaran berpikir.
  2)      Ruang Lingkup Logika
         Ø  Logika sebagai Ilmu Pengetahuan
         Ø  Logika sebagai cabang Filsafat
         Ø  Logika sebagai Matematika Murni
  3)      Manfaat Logika
            Logika dapat membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Dalam segala bentuk aktifitas berpikir dan bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip tersebut.
  4)      Fungsi Logika
        Ø  Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berfikir secara rasional, kritis, lurus, tepat, tertib, metodis, dan koheren.
          Ø  Meningkatkan kemampuan berfikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
          Ø  Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berfikir secara tajam dan mandiri.
          Ø  Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kekeliruan serta kesesatan.


           





DAFTAR PUSTAKA
v  Tiam, Sunarji Dahri. (2006) Langkah-Langkah Berpikir Logis. Pamekasan: Stain Pamekasan Press.
v  Mundiri. (2009) Logika. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
v  Susanto, A. (2014) Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Bumi Aksara.
v  Surajiyo. (2009) Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
v  Poesporodjo. (1987) Logika Scientifik. Bandung: Remaja Karya.
v  Poedjawijatna. (1984) Logika Filsafat Berpikir. Jakarta: Bina Akasara.



[1] Sunarji Dahri Tiam, Langkah-Langkah Berpikir Logis, (Pamekasan: Stain Pamekasan Press, 2006), hlm., 1-2.
[2] Mundiri, Logika, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), hlm., 2.
[3] A. Susanto,Filsafat Ilmu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), hlm., 145.
[4] Surajiyo, Ilmu Filsafat, Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009),  hlm., 21-22
[5] Surajiyo, Ilmu Filsafat, Ibid. Hlm., 23.

[6] Mundiri, Logika, Ibid. hlm., 17.
[7] Surajiyo, Ilmu Filsafat, Ibid. Hlm., 26.
[8] A. Susanto,Filsafat, Ibid. hlm., 147.
[9] Poedjawijatna, Logika Filsafat Berpikir.( Jakarta: Bina Akasara, 1984), hlm., 36.
[10] Surajiyo, Ilmu Filsafat, Ibid. Hlm., 25.